Sunday, September 23, 2018

Ini nih arti angka di SPBU, beda angka beda kualitas? Yang bener???

sumber
Salam otomotif-
Mayoritas dari kita sebagai pengguna kendaraan bermotor entah roda dua atau roda empat pasti sudah tidak asing lagi sama yang namanya SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum - kok jadi SPBBU ya :D ) Entah lah gimana yang bener wkkw

Oke, SPBU ini merupakan tempat pengisian bahan bakar entah pertamax, premium, solar, dsb , sebenarnya banyak tempat pengisian lain seperti Shell ataupun eceran, tapi banyak dari kita yang lebih familiar dengan SPBU.

Ketika ke SPBU pernah gak sih kalian amati deretan angka yang tertera pada bagian informasi SPBU? Biasanya terletak di pintu masuk atau keluar SPBU. Kalau belum tau ini lho ahh manja amat
sumber gambar cuk
Nah..... Ternyata oh ternyata SPBU tidak sepenuhnya dikelola oleh pemerintah atas nama PERTAMINA, tapi ada campur tangan dari beberapa pihak. Dan pihak-pihak terkait dapat dilihat dari deretan angka yang tertera di papan informasi SPBU. Gini:
Secara umum, SPBU dikelola oleh 3 pihak, yaitu:
1) SPBU COCO (Corporate Owned Corporate Operated). Yaitu SPBU yang dikelola oleh Pertamina itu sendiri.
2) SPBU CODO (Company Owned Dealer Operated). Yaitu SPBU milik swasta atau perorangan yang bekerja sama dengan Pertamina Retail.
3) SPBU DODO (Dealer Owned Dealer Operated). Yaitu SPBU murni milik Swasta atau Perorangan dan segala hal tentang manajemen SPBU dikelola oleh Swasta.
Sebenarnya ada 7 pihak yang terlibat, tapi di sini yang paling umum adalah 3 pihak yang saya sebutkan di atas.

Dalam papan informasi SPBU, terdapat 7 digit angka:
- Untuk digit 1 (pertama paling depan) menunjukkan wilayah pemasaran Pertamina. Wilayah pemasaran Pertamina ini disebut dengan "MOR". Berikut pembagian wilayah pemasaran Pertamina:
MOR 1 untuk wilayah Padang, Pekanbaru, Batam, Medan, dan sekitarnya.
MOR 2 untuk wiayah Jambi, Lampung Selatan, Sumsel, dan sekitarnya.
MOR 3 untuk wilayah Jabodetabek, Cianjur, Bandung, Subang, Sukabumi, dan sekitarnya.
MOR 4 untuk wilayah Cilacap, Yogyakarta, Semarang, dan sekitarnya.
MOR 5 untuk wilayah Banyuwangi, Surabaya, dan sekitarnya
MOR 6 untuk wilayah Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan, dan sekitarnya

- Untuk digit 2 (kedua) menunjukkan kepemilikan SPBU. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas bahwa pada dasarnya SPBU dikelola oleh 7 pihak, tapi secara umum dikelola oleh 3 pihak.
Dimana:
Angka 1 merupakan SPBU COCO
Angka 2 merupakan SPBU CODO
Angka 3 merupakan SPBU DODO
Untuk angka 4-7 merupakan SPBU DODO yang dikelola swasta atau perorangan.

- Sedangkan untuk 5 digit terakhir (digit 3-7) merupakan nomor urut SPBU di wilayah tersebut.

Nah, terus mana SPBU yang paling baik? Sebenarnya SPBU yang paling baik tidak bisa didasarkan pada kepemilikan SPBU, tapi menurut berbagai sumber dan review dari benyak masyarakat, SPBU COCO dan DODO (angka 1 dan 2) merupakan SPBU yang dinilai paling baik (biasanya terdapat simbol "Pasti Pas"). Kenapa begitu? Karena logikanya SPBU COCO dan DODO selalu dijamin mutu dan kualitasnya, pihak Pertamina juga rutin melakukan pemeriksaan terhadap SPBU ini, dibanding si DODO yang notabene manajemen dikelola oleh perorangan tanpa campur tangan Pertamina.
Tapi untuk sekarang SPBU DODO milik swasta/perorangan dengan angka 4 juga sudah memboyong semboyan "Pasti Pas". Jadi tidak perlu takut lagi dengan SPBU DODO.

Mari kita coba lihat gambar di bawah ini:

Di papan informasi SPBU tersebut tertera angka 34.12404 , hal ini berarti:
3 = SPBU ini bertempat di Jabodetabek, Cianjur, Bandung, Subang dan Sukabumi.
4 = SPBU DODO. SPBU ini merupakan SPBU milik swasta atau perorangan.
12404 = Nomor urut SPBU di wilayah tersebut.

Memang yang sering terlihat adalah SPBU DODO, hal ini disebabkan karena SPBU COCO di Indonesia tidak banyak, setidaknya hanya 80 SPBU yang tersebar di Indonesia. Sedangkan SPBU CODO dan SPBU DODO lebih sering ditemukan karena banyaknya pengusaha migas yang bekerjasama dengan Pertamina untuk ikut melaksanakan pengembangan daerah.

So, itulah arti angka di SPBU. Saya pribadi sih lebih seneng ke SPBU milik pemerintah dan swasta yang bekerja sama dengan Pertamina. Entah kenapa lebih enak aja di motor. Ya kalau kepepet pergi ke si DODO ya gapapa :D 

Thursday, September 20, 2018

Kawasaki keluarkan motor naked dan sport fairing 125cc, ciyus??

Salam otomotif-
Setelah vakum untuk beberapa hari karena pekerjaan lain, kali ini saya hadir untuk membahas berita yang lagi heboh di dunia persilatan otomotif. Yak, siapa yang tidak tau Kawasaki? Salah satu brand yang sangat terkenal di dunia maupun akhirat. Kali ini pihak Kawasaki akan merelease produk barunya yaitu Kawasaki Z125 (naked) dan Kawasaki Ninja 125 (sport). Loh kok 125? Ya sesuai namanya, produk baru Kawasaki ini memiliki kapasitas mesin 125cc, lah kok kecil amat yaa...

Sebenarnya secara desain Kawasaki z125 ini mirip dengan Kawasaki Z250 dari segi body, bahkan knalpotnya juga mirip, tetapi headlamp Z125 menggunakan headlamp tunggal seperti motor-motor naked kelas 150cc lainnya. Kawasaki Ninja 125 ini memiliki dimensi panjang 1.935 mm, lebar 685 mm, dan tinggi 1.075 mm, sedangkan untuk Z125 memiliki dimensi panjang 1.935 mm, lebar 740 mm, dan tinggi 1.015 mm.

Nampaknya Kawasaki ingin menunjukkan kesah gagah dari produknya, buktinya Kawasaki Ninja 125 ini akan dibekali ban depan dengan ukuran 100/80-17 dan ban belakang dengan ukuran 130/70-17. Keduanya dibekali single disc-brake dan ABS sebagai fitur keamanan standar. Sementara itu, suspensi depan mengandalkan suspensi teleskopik sedangkan belakang menggunakan monoshock.

Namun sayang seribu sayang, motor baru dari Kawasaki ini diedarkan untuk pasar Eropa, bukan Indonesia hahaha 
Ya berdoa saja semoga kelak bisa masuk ke Indonesia hehe

Sunday, September 2, 2018

Pikir-pikir dulu bro kalau mau pakai cairan anti bocor, baca dulu sini


Salam otomotif-

Sebagai pengguna kendaraan bermotor pasti paling takut dong sama masalah "bocor". Apalagi kendaraan roda dua, duh paling nyusahin, tapi di era modern ini udah agak terbantu dengan kemunculan ban tubless. Ban tubless sendiri tidak seperti ban biasa, dan tentunya sedikit lebih aman dari ban model biasa. Saat terkena paku, ban tubles tidak langsung bocor, tapi paku masih tertancap di ban. Tapi kalau kurang diperhatikan oleh si pemiliki motor bisa-bisa angin dalam ban akan berkurang sedikit demi sedikit. Seperti pengalaman saya sendiri beberapa kali ban belakang kena paku, baru sadar setelah 2 hari an ban jadi kurang angin. Ya sebenarnya ban tubless sendiri merupakan ban yang mudah untuk ditambal. Apalagi sudah ada cairan yang katanya bisa menambal lubang di ban dengan sendirinya, selanjutnya saya sebut cairan anti bocor ya. Penggunaan cairan ini tergolong sangat mudah dan efisien, tapi yaa seperti prinsip orang Indonesia, yang instan belum tentu aman haha

Setelah beberapa lama menyelami dunia internet, saya sendiri menemukan fakta yang mengejutkan, bahwa cairan anti bocor tidak selalu aman. Kenapa? Mari simak dulu gaiss..

1) Bisa menutupi lubang tutup pentil
Cairan ini dipercaya bisa menutupi lubang tutup pentil. Ingat ya tutup pentil, nyebutnya jangan salah, kalo pentil yang lain lagi nutupnya pakai kutang hahaa loh kok malah bahas pentil yang lain.......
Gini, kenapa bisa menutup lubang tutup pentil? Ketika cairan masuk ke lubang tutup pentil, maka dalam beberapa waktu dan kasus tertentu cairan ini bisa mengeras, apalagi kalau cara masukinnya salah dan tidak sesuai dengan prosedur pemakaian, bisa-bisa cairan mengeras dan menutupi lubang tutup pentil. Alhasil harus ganti tutup pentil lagi agar tutup pentil dapat bekerja sebagaimana mestinya. Nah kan malah ribet...

2) Merusak bagian dalam ban dan velg
Cairan anti bocor ini mengandung zat-zat kimia yang bersifat korosif. Nah ketika diaplikasikan dalam waktu yang lama maka komponen dalam ban (termasuk ban dalam) akan terkena sifat korosif, dan mengakibatkan bagian dalam ban rusak. Apalagi kalau cairan bersentuhan langsung dengan velg, maka velg bisa berkarat dan nantinya akan lapuk dengan sendirinya. Kalau sudah terkena efek ini waduh bisa keluar duit banyak. Bukanya untung malah rugi.


3) Mengganggu keseimbangan dalam hubungan berkendara
Hal ini terjadi karena adanya cairan di dalam ban. Secara logika, ketika ban terisi cairan maka bobot ban akan bertambah sehingga manambah massa ban, apalagi cairan yang masih cair di dalam ban akan ikut berputar ketika ban juga berputar, hal ini kelas mengurangi keseimbangan ban. Apalagi kalau ban yang dipakai merupakan ban tipe hard, dimana ban akan menjadi lebih keras ketika terisi cairan.



Nah, pada dasarnya teknologi dibuat untuk meringankan kerja manusia. Dan inovasi diperlukan untuk menutupi kekurangan dari teknologi yang diciptakan sebelumnya. Dalam kasus ini mungkin cairan anti bocor masih berupa teknologi, semoga nantinya akan mendapat inovasi dimana cairan anti bocor aman untuk digunakan..

Tergantung kalian juga mau pakai atau enggak, tapi dengan konsekuensinya masing-masing lho yaa..